Selasa, 06 September 2016

bunga langka

7 Tanaman Langka yang ada di Indonesia – Hari ini fahri’s ingin berbagi kepada Anda tentang tanaman-tanaman langka yang ada di Indonsia. Berikut 7 tanaman langka tersebut.
1.Bunga Bangkai
Amorphophallus titanum atau Titan Arum atau biasa disebut Bunga Bangkai merupakan tanaman asli Sumatera yang terkenal memiliki kelopak raksasa serta bau tak sedap layaknya daging busuk.
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.
2.Rafflesia Arnoldi
Rafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.
3.Kantong Semar
Tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan tumbuhan karnivora. Tumbuhan ini memiliki organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga. Tanaman ini menyerap nutrisi dari serangga yang terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga itu dihancurkan oleh semacam senyawa menyerupai asam lambung lantas dihisap sari-sarinya. Kantong Semar bisa ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Indonesia memiliki species kantong semar paling banyak di dunia.
4.Bunga Edelweis
Edelweis mempunyai nama latin Anaphalis javanica. Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini terbukti tidak layu setelah dipetik dari tangkainya, tetapi langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia. Tumbuhan ini bisa ditemukan di berbagai pegunungan tinggi Indonesia seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.
5.Sarang Semut
Tumbuhan Sarang Semut mempunyai nama latin Myrmecodia Pendans. Tanaman ini disebut sebagai tanaman sarang semut karena semut suka bersarang di dalam tumbuhan ini. Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Sarang semut adalah sejenis tumbuhan epifit yang menempel di pohon-pohon besar yang batang bagian bawahnya menggelembung berisi rongga-rongga yang disediakan sebagai sarang semut jenis tertentu. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 meter berada 1100-2500 dari permukaan laut. Tanaman ini dapat ditemukan di hutan-hutan Papua.
6.Daun Sang
Tumbuhan Daun Sang ini mempunyai ukuran daun yang sangat besar mencapai 6 meter. Lebar daunnya mencapai 1 meter.
Daun Sang adalah tanaman endemik Sumatera, yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.
Ukuran daun ini cukup besar mencapai 6 meter, sedangkan lebarnya mencapai 1 meter.
7. Purwaceng
Purwaceng adalah tanaman legendaris yang dijadikan obat kuat oleh para raja atau kalangan istana di daerah Jawa. Di Indonesia tumbuhan atau tanaman obat yang memiliki khasiat penambah stamina (aprosidiak) umumnya digunakan atas dasar mitos, kepercayaan dan pengalaman. Namun khasiat tanaman Purwaceng ini bukan sekedar mitos belaka karena studi sudah membuktikannya. Purwaceng banyak ditemukan di pegunungan seperti di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Sekian artikel saya tentang tanaman-tanaman langka, semoga bermanfaat.

Mengenal dan Budidaya Buah Kawista

Anda mengenal buah kawista?? Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia pasti masih bertanya-tanya buah apa ini.Buah Kawista memang tidak populer dikalangan buah. Buah yang konon berasal dari India dan Indonesia ini termasuk kedalam salah satu buah langka. Berwarna pucat coklat kehijauan berbentuk seperti batok kelapa serta mempunyai aroma yang harum ketika masak. Buah ini sangat jarang ditemui sehingga jarang ada yang menjual buah ini.

                Buah Kawista umumnya diolah untuk dijadikan sirup manis. Buah yang juga dikenal dengan nama Kusta oleh masyarakat  Bali ini juga mempunyai beberapa nama, antara lain Limonia Acidissima (latin),Indian WoodableElephant Apple dan Binomial (nama ilmiah). Buah ini juga tumbuh di Sri Lanka, Myanmar dan Indocina (Asia Tenggara). 

Ciri-ciri Pohon Kawista

                Pohon kawista memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Pohon Kawista umumnya tumbuh di dataran rendah yang kering
  • Memiliki batang dan ranting-ranting yang kecil namun dapat tumbuh hingga ketinggian mencapai 12 m
  • Cabang pohon pada Kawista biasanya berduri dengan daun yang majemuk dan panjangnya  mencapai 12 cm
  • Bersirip ganjil dengan raksis dan tangkainya yang bersayap sempit
  • Anak daunnya berhadapan, 2-3 pasang dan anak daun ujung berbentuk bundar telur sunsang
  • Daunnya memiliki kelenjar minyak dan jika diremas mengeluarkan sedikit aroma
  • Buah kawis umumnya tumbuh bergantung dan bergerombol pada ranting tumbuhnya dan umumnya tumbuh pada ujung ranting
  • Buahnya bertipe buni, berkulit keras, berdiameter sampai 10 cm
  • Permukaan kulitnya bersisik, terlepas-lepas berwarna keputih-putihan
  • Bentuk daging dari buah ini berwarna cokelat gelap dan akan terjatuh dengan sendirinya ketika sudah masak.
  • bibit buah kawista, budidaya buah kawista, jual bibit kawista,

    Buah kawista bisa dimakan secara langsung maupun diolah menjadi dodol kawista maupun sirup kawista yang khas, selain itu juga buah dan batang kawista juga dikenal sebagai obat-obatan untuk sakit perut, demam, gangguan hati, mual-mual, gigitan serangga bahkan tonikum

Syarat Tumbuh Kawista

Kawista, seperti juga maja dan jenis-jenis dariFeronella Swingle, mampu hidup pada iklim tropik muson atau yang sewaktu-waktu kering. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 450 m dpl., di Himalaya bagian barat, yaitu di tempat asalnya. Di Malaysia dan Indonesia, pohon kawista terutama dibudidayakan di daerah-daerah pantai. Rupa-rupanya jenis ini toleran terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik pada tanah yang ringan. 

Pedoman Budidaya

Kawista dapat diperbanyak dengan benih, setek akar dan penyambungan. Benih kawista berkecambah 2--3 minggu dalam pembibitan; untuk benih yang telah disimpan beberapa minggu, perkecambahan dapat mencapai 80%. Mata tunas dari ranting tua dapat ditempelkan pada semai, dan dilaporkan menghasilkan pohon kerdil yang dapat berbuah genjah.

Manfaat Buah Kawista

                Kawista memiliki berbagai manfaat, diantaranya :

a.       Menurunkan sakit panas dan menyembuhkan sakit perut

b.      Mengatasi haid yang berlebihan

c.       Mencegah gangguan hati

d.      Mengatasi mual-mual

e.      Mampu mengembalikan stamina yang drop

f.        Dalam bentuk dodol dapat menjadi sumber energi yang baik


bibit buah kawista, budidaya buah kawista, jual bibit buah kawista,


Semoga Bermanfaat

Cara Budidaya Alpukat

Bibit unggul



1.SEJARAH SINGKAT BUAH ALPUKAT
    Tanaman Alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama latin Persea maericana Mill /Persea gratissima Gaerth. Tanaman Alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh verietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi.


2.  JENIS TANAMAN
    Klasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah sebagai berikut :
    Divisi             : Spermatophyta
    Anak divisi     : Angiospermae 
    Kelas             : Dicotyledoneae
    Bangsa           : Ranales
    Kleuarga        : Lauraceae
    Marga            : Persea
    Varietas         : Persea Americana Mill
Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu :
1)    Ras Meksiko 
•    Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan   ketinggian antara 2400-2800 m dpl. 
•    Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. 
•    Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. 
•    Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya tipis dan licin. 
•    Biji besar memenuhi rongga buah.
•     Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. 
•    Ras ini tahan terhadap suhu dingin.
2)    Ras Guatemala 
•    Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2400 m dpl. 
•    Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,50 C). 
•    Daunnya tidak berbau adas.
•     Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200-2300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak dan kasar (berbintil-bintil). 
•    Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga.
•     Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. 
•    Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang. 
3)    Ras Hindia Barat 
•    Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian dibawah 800 m dpl. 
•    Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai dengan -20C. 
•    Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. 
•    Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. 
•    Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. 
•    Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar.
•    Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.

Varietas-varietas alpukat di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1)    Varietas unggul
Sifat-sifat tersebut antara lain produksinya tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran sedang, daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji kecil melekat pada rongga biji, serta kulit buahnya licin. Sampai dgn tanggal 14 Januari 1987, Menteri Pertanian telah menetapkan 2 varietas alpukat unggul, yaitu alpukat ijo panjang & ijo bundar. Sifat-sifat kedua varietas tersebut antara lain:
•    Tinggi pohon: alpukat ijo panjang 5-8 m, alpukat ijo bundar 6-8 m.
•    Bentuk daun: alpukat ijo panjang bulat panjang dgn tepi rata, alpukat ijo bundar bulat panjang dgn tepi berombak.
•    Berbuah: alpukat ijo panjang terus-menerus, tergantung pada lokasi & kesuburan lahan, alpukat ijo bundar terus-menerus, tergantung pada lokasi & kesuburan lahan.
•    Berat buah: alpukat ijo panjang 0,3-0,5 kg, alpukat ijo bundar 0,3-0,4 kg.
•    Bentuk buah: alpukat ijo panjang bentuk pear (pyriform), alpukat ijo bundar lonjong (oblong).
•    Rasa buah: alpukat ijo panjang enak, gurih, agak lunak, alpukat ijo bundar enak, gurih, agak kering.
•    Diameter buah: alpukat ijo panjang 6,5-10 cm (rata-rata 8 cm), alpukat ijo bundar 7,5 cm.2
•    Panjang buah: alpukat ijo panjang 11,5-18 cm (rata-rata 14 cm), alpukat ijo bundar 9 cm.
•    Hasil: alpukat ijo panjang 40-80 kg /pohon/tahun (rata-rata 50 kg), alpukat ijo bundar 20-60 kg/pohon/tahun (rata-rata 30 kg).
2) Varietas lain
•    Varietas alpukat kelompok ini merupakan plasma nutfah Instalasi Penelitian & Pengkajian Teknologi, Tlekung, Malang. Beberapa varietas alpukat yg terdapat di kebun percobaan Tlekung, Malang adalah alpukat merah panjang, merah bundar, dickson, butler, winslowson, benik, puebla, furete, collinson, waldin, ganter, mexcola, duke, ryan, leucadia, queen & edranol. 

3. MANFAAT TANAMAN 
    Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai makanan buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah alpukat yang biasa dilakukan masyarakat Eropa adalah digunakan sebagai bahan pangan yang diolah dalam berbagai masakan. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah untuk bahan dasar kosmetik. 
    Bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu ginjal, rematik)




4. SYARAT TUMBUH TANAMAN ALPUKAT
Alpukat dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Alpukat india barat baik ditanam pada ketinggian 0-600 m dpl, alpukat meksiko pada ketinggian 1000-3000 m dpl, dan alpukat guatemala pada ketinggian 600-2.000 m dpl. Semua tipe alpukat menghendaki tanah yang tidak mengandung cadas keras atau yang tandus. Tanaman tidak tahan terhadap genangan air yang terus-menerus, tetapi tanaman lebih senang hidup di daerah beriklim basah dengan curah hujan 1.500-3000 mm. per tahun. Di daerah yang beriklim agak kering dengan bulan basah 7-9 bulan dan bulan kemarau (kering) 2-6 bulan, tanaman alpukat masih mampu hidup dan berbuah asalkan keadaan air tanahnya dangkal (100-150 cm) dan pH tanah 5,5-6,5. Pada kondisi yang sesuai, tanaman alpukat dapat berbuah 2-3 kali setahun.

5. CARA BUDIDAYA TANAMAN BUAH ALPUKAT
Pembibitan tanaman
Tanaman diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk. Bibit dapat disambung pada umur 1-8 bulan. Perbanyakan dengan biji hanya untuk batang bawah. Budi daya tanaman: Bibit okulasi (sambungan) ditanam pada jarak 12 m x 12 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Pupuk kandang yang diberikan 30 kg/lubang. Pupuk buatan berupa campuran 25-1000 g urea, 25-1000 g TSP, dan 25-800 g KCl per pohon diberikan tiga bulan sekali. Dosis pemberian pupuk meningkat sesuai dengan umur tanaman. Sebaiknya dalam satu areal ditanam dua tipe alpukat. Sekurangkurangnya 5-10% dari jumlah bibit yang ditanam berasal dari tipe lain sebagai sumber tepung sari (pejantan). Untuk memudahkan perawatan, dianjurkan penanaman dilakukan menjelang musim hujan.

Pemeliharaan Alpukat
Pemangkasan hanya dilakukan untuk pembentukan pohon (pemotongan batang pokok). Tanaman alpukat dari bibit okulasi mulai berbunga pada umur 5-6 tahun, sedangkan dari bibit biji pada umur 9-12 tahun.

Hama dan Penyakit Alpukat
Hama yang sering menyerang tanaman alpukat adalah ulat daun Sania insularis dan penggerek cabang Rhynchites lauraceae Voth. Adakalanya lalat buah menyerang buah muda dan penggerek batang menggerek ujung-ujung cabang hingga ujung cabang menjadi kering. Penyakit yang sering menyerang tanaman alpukat adalah busuk akar Phytophthora cinnamomi yang dapat diatasi dengan siraman larutan Benlate 0,3% atau karbol 10-50%. Penyakit dapat menular melalui bibit yang digunakan atau alat-alat pertanian. Penyakit busuk buah Colletotrichum gloeosporiodes menyerang buah, terutama yang disimpan pada suhu panas dan lembap. Cendawan Phytophthora menyerang bila suhu tanah antara 13-23° C. Infus dengan fungisida melalui batang biasanya dapat mengatasi serangan penyakit busuk akar. Serangan hama-hama di atas dapat diatasi dengan semprotan atau infus larutan insektisida (Tamaron 200 LC atau Curacron 500 EC).

Panen dan Pasca Panen
Buah alpukat dipanen setelah tua benar. Tandanya, kulit buah sudah tampak buram dan bila buah digoyang akan berbunyi. Buah dipetik dengan menggunakan jaring agar tidak jatuh ke tanah. Buah yang terbentur akan memar dan tidak matang sempurna. Buah yang telah tua akan matang 2-3 hari setelah dipetik. Buah yang jatuh/memar akan mudah terserang penyakit busuk buah (kecokelatan) dan rasanya pahit.

Budidaya Mangga Manalagi




bibit mangga manalagi unggul, budidaya mangga manalagi unggul, jual bibit manalagi unggul,
Add caption

      Buah mangga sudah tidak asing lagi bagi kita dan banyak yang menyukainya. Salah satu jenis mangga yang cukup terkenal di masyarakat adalah manalagi. Disebut “manalagi” karena orang yang sekali makan akan mencari lagi. Mungkin karena lezatnya, sehingga sehabis makan akan menanyakan lagi, mana mangga seperti ini yang lain lagi?


Deskripsi
      Daerah Pasuruan, Jawa Timur, merupakan asal mangga ini. Rasa buahnya manis dan aromanya harum. Mangga ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul. Bentuk buahnya jorong, pangkal meruncing, ujung membulat, dan berparuh jelas.
      Warna buah kuning pada pangkalnya dan hijau pada ujungnya. Kulit buah tebal dengan lapisan lilin dengan bintik-bintik kelenjar yang keputihan. Daging buah tebal, berwarna kuning menarik, teksturnya lembut dan lunak, dan tidak banyak mengandung air. Rasanya manis segar, seperti perpaduan antara rasa mangga arumanis dan golek. Panjang buahnya sekitar 14 cm dan bobotnya lebih dari 500 g. Produktivitas rata-rata sekitar 36 kg/pohon.
      Orang yang telah mencicipi buah mangga manalagiberpendapat bahwa rasa khas mangga yang satu ini seperti perpaduan rasa antara mangga arumanis dan juga mangga golek. Nikmat pokoknya! Mangga Manalagi ini banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di beberapa wilayah seperti Purbalingga. Pohon dari mangga nikmat ini tidak terlalu besar. Pohonnya yang telah dewasa bisa mencapai ketinggian 8 meter dengan diameter pohon maksimal mencapai ukuran 2 meter. Adapun bentuk daun buah ini cenderung lonjong dengan bagian ujung yang agak runcing. Adapun bunga pohon manalagi ini berbentuk majemuk dan seperti kerucut. Warna bunga tersebut kuning dengan bagian tangkai agak hijau kemerahan.
       Buah mangga manalagi lebih kecil jika dibandingkan dengan golek. Ukurannya sedang dengan kulit buah yang masih muda hijau dan apabila matang juga masih hijau tetapi agak keabuan. Kulit mangga yang satu ini juga dipenuhi dengan bintik-bintik putih yang jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis mangga lainnya. Sementara itu daging buahnya padat dan berserat. Kulit buah tebal dan berlilin. Mangga manalagi ini termasuk mangga yang tahan lama paska pemetikan dari pohon.


 CIRI-CIRI

  • Dibandingkan mangga jenis lainnya, secara fisik manalagi relatif lebih kecil bila dibandingkan harum manis, golek ataupun indramayu.
  • Warna kulit hijau cerah dengan bintik putih. Bintik tsb lebih besar dibandingkan bintik jenis mangga lainnya.
  • Saat masih mentah, rasa manalagi tidak seasam mangga lainnya, bahkan cenderung manis.
  • Warna kulit akan berubah menjadi hijau tua saat benar-benar matang.
  • Paling enak dikonsumsi pada saat kondisi buah sudah tua, warna daging putih kekuningan. Pada saat sudah benar-benar matang warna daging berubah seperti mangga lainnya (kuning-orange).
  • Daun mangga manalagi tidak selebar mangga harum manis ataupun indramayu, sehingga terlihat lebih panjang.
  • Saat berbuah, dalam satu tangkai bisa berisi lebih dari 10 buah mangga. Bandingkan dengan harum manis yg dlm satu tangkainya maksimal hanya sekitar 10 buah.


Syarat Tumbuh

  • Tanaman mangga termasuk tanaman dataran rendah.
  • Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m di atas permukaan laut.
  • Meskipun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut.
  • Daerah dengan curah hujan antara 750-2.250 mm per tahun dan temperatur 24-27° C merupakan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman buah ini.
  • Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur, berdrainase baik, ber-pH antara 5,5-6, dan dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm

Pedoman Budidaya

Perbanyakan tanaman: Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun dapat pula dengan sambung pucuk dan cangkok. Sebagai batang bawah digunakan semai mangga madu, cengkir (indramayu), dan bapang. Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk batang bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel) berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan pembuahan (produksi buah, bentuk buah, dan rasa daging buah) batang atas. Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya langsung dilakukan di kebun. Kemudian, dipindahkan ke polibag setelah tinggi tunas sekitar 20 cm. Budi daya tanaman: Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dengan jarak tanam 8-12 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-2 blek bekas minyak tanah atau 20 kg. Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih dari 75 cm. Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektar atau 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl per tanaman.

Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan empat kali dengan selang tiga bulan. Dosisnya meningkat sesuai dengan umur tanaman. Setelah mencapai tinggi 1 m, bibit dipangkas pada perbatasan bidang pertumbuhan agar dapat bercabang banyak. Cabang ini dipelihara 2-3 tunas per cabang. Pemangkasan diulang setelah cabang baru mencapai panjang 1 m, demikian seterusnya hingga diperoleh susunan 1-3-9 cabang.

Hama dan Penyakit
Hama yang merisaukan adalah penggerek batang (Cryptorrhynchus sp.) dan kumbang cicade (Idiocerus niueosparsus). Serangga hama pengisap Idiocerus sangat merusak bunga mangga hingga berguguran. Jumlah bunga betina rendah dengan pembuahan oleh tepung sari yang lemah. Serangan serangga (wereng) menyebabkan produksi mangga rendah. Hama ini dapat diatasi dengan semprotan insektisida sistemik Tamaron 0,2%. Pemberian insektisida melalui infus lebih dianjurkan untuk menghindari pengaruh jelek terhadap kumbang penyerbuknya. Penyakit yang sering menyerang, terutama di daerah beriklim basah adalah penyakit blendok (lh'plodia sp.), mati pucuk (Gloeosporium sp.), dan penyakit pascapanen (Botryodiplodia sp.) yang menyebabkan buah mangga cepat membusuk pada bagian pangkalnya. Namun, penyakit ini dapat menyerang batang sambungan bibit mangga bila kondisi lingkungan tanaman lembap dan dingin. Serangan Diplodia yang sangat merusak batang dapat diatasi dengan mengoleskan larutan Benlate 0,3% atau lisol 20-50% pada luka yang telah dibersihkan lebih dulu.

Panen dan Pasca Panen
Buah mangga dipanen setelah tua benar. Cirinya, bagian pangkal buah telah membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah). Umur buah dipanen kira-kira 4-5 bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar (anthesis). Pemetikan harus hati-hati, tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut. Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan Juli-Agustus. Buah matang dapat dipanen pada bulan September-Desember. Buah harus dibersihkan dari kutu, jelaga, dan getah yang menempel.

KEGUNAAN/MANFAAT

  • Dagingnya saat masih mentah biasa dijadikan salah satu campuran rujak atau dibuat sambal rujak.
  • Kayu mangga cukup keras dan kuat dan biasa dijadikan bahan kerajinan tangan.
  • Biji mangga biasanya dijadikan makanan ternak.
  • Bahkan di India pada saat musim paceklik, biji mangga dijadikan bahan pangan.Daun-daun mangga kerap digunakan secara ritual dalam dekorasi upacara perkawinan atau keagamaan Hindu.
  • Di Filipina, mangga dijadikan simbol nasional.
  • Dalam kitab suci Weda agama Hindu, mangga dianggap sebagai “hidangan para dewa.